Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Manfaat Vaksinasi HFMD: Bisa Cegah Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut pada Anak

Manfaat Vaksinasi pada Anak: Bisa Cegah Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
Ilustrasi. Vaksinasi pada anak dapat mencegah beberapa penyakit. (Dok. Canva)

PEWARTA JOGJA - Penyakit tangan, kaki, dan mulut atau yang dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), seringkali menyerang anak-anak, terutama di lingkungan yang padat seperti sekolah atau tempat penitipan anak.

Penyakit ini juga disebut dengan istilah flu Singapura dan dapat menimbulkan berbagai gejala seperti demam, ruam pada kulit, hingga lesi di dalam mulut yang menyebabkan ketidaknyamanan pada anak.

Dalam upaya menekan risiko penularan HFMD pada anak, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A(K), menegaskan pentingnya vaksinasi.

Vaksin HFMD kini tersedia di Indonesia dan dapat menjadi salah satu solusi untuk melindungi anak dari paparan virus penyebab penyakit ini.


Efektivitas vaksin HFMD

Prof. Edi menjelaskan bahwa vaksin HFMD telah menunjukkan tingkat efektivitas di atas 78 persen. Meski demikian, beliau juga menekankan bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan seberapa lama vaksin ini bisa memberikan perlindungan.

“Efikasinya di atas 78 persen, tapi berapa lama efektivitasnya itu memang masih perlu diteliti. Sama seperti vaksin COVID-19, sampai sekarang juga masih dalam penelitian,” ujar Prof. Edi dalam sebuah diskusi daring yang diadakan Senin lalu.

Vaksin HFMD direkomendasikan bagi anak-anak berusia enam bulan hingga tiga tahun, rentang usia yang rentan terhadap infeksi enterovirus—virus penyebab utama HFMD, termasuk jenis EV71.

Pemberian dua dosis vaksin dengan jeda satu bulan antara dosis pertama dan kedua dapat membantu meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit ini.

Namun, seperti halnya vaksin lain, vaksin HFMD juga mungkin menyebabkan kejadian ikutan pasca-imunisasi. Prof. Edi menjelaskan bahwa beberapa efek samping yang mungkin dialami oleh anak pasca-vaksinasi meliputi demam ringan, nyeri tubuh, atau bahkan mual. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan tidak memerlukan penanganan khusus.


Upaya pencegahan melalui PHBS

Selain vaksinasi, penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangat penting untuk menghindari penularan HFMD. Prof. Edi menyarankan agar kebersihan diri dan lingkungan tetap dijaga untuk mencegah penyebaran virus.

“Sanitasi ampuh untuk mencegah, sanitasi diri sendiri dan lingkungan perlu diperbaiki. Mulai dari tempat makan, minum,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya mengisolasi anggota keluarga yang terinfeksi agar tidak menularkan penyakit ini kepada anggota keluarga lainnya.

“Jangan kontak, kalau memang ada yang kena dalam satu keluarga, sebaiknya diisolasi,” tambahnya.


Kasus HFMD di Indonesia

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada triwulan pertama tahun 2024, tercatat sekitar 6.500 kasus HFMD di kalangan anak-anak di seluruh Indonesia.

Sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kasus, Kementerian Kesehatan pada Mei 2024 mengeluarkan surat edaran yang mengimbau pemerintah daerah dan fasilitas layanan kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan HFMD. Langkah ini diharapkan dapat menekan penyebaran penyakit yang rentan menular di kalangan anak-anak.

Penyakit tangan, kaki, dan mulut biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, munculnya ruam pada telapak tangan dan kaki, serta lesi di mulut, gusi, atau lidah yang dapat menyebabkan rasa sakit dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, seperti saliva, cairan dari blister, atau tinja.

HFMD tergolong sebagai penyakit yang tidak berbahaya dan umumnya dapat sembuh dalam waktu tujuh hingga sepuluh hari tanpa perlu perawatan medis khusus. Namun, karena sifatnya yang sangat menular, penting bagi orang tua untuk waspada dan melakukan langkah pencegahan agar anak-anak tidak terinfeksi.